Jadi Andalan Pemerintah, Prospek Bisnis Pertamina Geothermal (PGEO) Sangat Menjanjikan
Pada Tangal 09 April 2023 | Dilihat 242 Kali
Pergerakan harga saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) dalam beberapa waktu terakhir menunjukkan tren yang cukup negatif.
Meski demikian, hal tersebut sama sekali tidak mencerminkan prospek bisnis perusahaan ke depan, yang dinilai masih sangat menjanjikan.
"Kita tahu kondisi market di level global dan juga domestik masih cukup volatile. Ini yang lebih dominan (menekan harga saham PGEO), sehingga relatif tidak berkaitan dengan fundamental bisnis perusahaan," ujar Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR), Fabby Tumiwa, pada Sabtu (8/4/2023) kemarin.
Alih-alih mengkhawatirkan, menurut Fabby, prospek bisnis PGEO ke depan sangat cerah seiring dengan tren pengembangan energi dunia yang semakin mengarah pada pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).
"Dari target kapasitas itu, sekitar 2 gigawatt akan kita dapat dari (hasil produksi) PGEO. Itu artinya ke depan mereka bakal menjadi market leader di bisnis panas bumi di Indonesia," tutur Fabby.
Potensi tersebut, menurut Fabby, belum juga memperhitungkan rencana pemerintah yang ingin menyatukan bisnis panas bumi yang kini dikelola Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke dalam satu naungan PGEO.
Sebut saja PT PLN Gas & Geothermal yang saat ini merupakan anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) maupun PT Geo Dipa Energi yang merupakan entitas bisnis di bawah naungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
"Kalau perusahaan-perusahaan ini jadi dimerger ke dalam PGEO, tentu akan semakin mendongkrak portofolio perusahaan. Dari kacamata investasi dan pasar modal, sudah barang tentu ini prospek yang sangat menjanjikan," ungkap Fabby.
Tak hanya itu, besarnya potensi bisnis PGEO oleh Fabby juga dikaitkan dengan keberadaannya sebagai bagian dari entitas bisnis di bawah subholding Pertamina New Renewable Energy (NRE).
Fabby menjelaskan bahwa Pertamina NRE merupakan bentuk diversifikasi bisnis dari Pertamina yang ke depan diharapkan bakal menjadi bakcbone bisnis baru, menggantikan sektor minyak dan gas (migas) yang tren bisnisnya semakin menurun signifikan.
"Banyak orang belum paham bahwa ke depan Pertamina NRE ini justru akan menjadi core business andalan Pertamina, seiring makin ditinggalkannya bisnis migas yang dinilai sebagai energi kotor yang tidak layak lagi dipakai di masa mendatang," papar Fabby.
Dengan segala proyeksi ke depan tersebut, Fabby meyakini bahwa tidak ada yang perlu diragukan dari fundamental bisnis PGEO, termasuk sebagai sarana investasi saham di pasar modal.
Selain itu, Fabby juga mengingatkan bahwa bisnis panas bumi dan renewable energy merupakan salah satu jenis investasi yang sifatnya jangka panjang (long term investment).
Sehingga, masyarakat dan pelaku pasar diminta Fabby untuk tidak terpancing dan khawatir dengan pergerakan dan tekanan pasar yang ada dalam jangka pendek.
Pun, dengan size capitalization yang dimiliki, Fabby menilai sangat rawan untuk dijadikan sasaran trader untuk 'menggoreng' saham PGEO demi mengais keuntungan sesaat.
"Karena trader kan bukan melihat fundamental bisnis, melainkan margin dari perdagangan jangka pendek. Jadi jangan panik. Bagi investor pasar modal yang bermain long term, saya yakin kinerja PGEO justru sangat menjanjikan," tegas Fabby. (TSA)
Source: IDX Channel